Pandangan Yusuf Terhadap Pernikahan


"dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" (Kejadian 39:8, 9)
 

Banyak orang mengatakan bahwa pernikahan itu sangat sakral dalam kehidupan mausia. Dal hal itu setidak-tidaknya yang ad adi benak Yusuf ketika ia dirayu oleh istri Potifar. Yusuf mengerti betul bahwa kalau dirinya meladeni kemauan istri Potifar, maka sama saja dirinya telah menodai pernikahan antara Potifar dan istrinya itu. Kata-kata Yusuf “…engkau istrinya” sebenarnya memberi pesan bahwa Potifarlah yang berhak untuk melakukan hubungan itu. Itu kalau dipandang dari sisi kesakralan pernikahan. 

Dilihat dari sisi rohani tentu saja perbuatan itu merupakan perbuatan dos adi hadapan Tuhan. Pandangan Yusuf ini sebenarnya bisa menjadi pelajaran yang sangat menarik ketika kita diperhadapkan dengan keadaan saat ini di mana tema perselingkuhan sering terdengar di telinga kita. Artinya perselingkuhan sama saja dengan perbuatan yang tidak lagi menghargai pernikahan yang sudah dibangun. 

Pernikahan sudah tidak dipandang sebagai sesuatu yang sacral. Sebaliknya prosesi pernikahan hanya sebagai sebuah ritual di mana perberkatan nikah dan jamuan besar dalam pesta hanya sebagai kegiatan social. Padahal pemberkatan nikah di gereja dan acara resepsi pernikahan itu merupakan acara di mana pasangan sedang memproklamirkan komitmen kepada Tuhan dan kepada manusia. 

Makanya itulah bedanya antara masa pacaran dan masa pernikahan. Masa pacaran kita hanya mengatakan janji yang sewaktu-waktu janji itu bisa diputuskan, karena tidak ada yang menjadi pengikat. Makanya kalau orang putus pacaran, semua orang bisa maklum. Tapi beda ketika kita masuk dalam pernikahan di mana di dalamnya ada komitmen. 

Komitmen itu sendiri bukanlah komitmen yang begitu saja diputuskan, tetapi komitmen itu benar-benar komitmen untuk bersatu, sampai maut memisahkan mereka. Inilah isi komitmen itu seperti yang disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Matius 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Yusuf menjelaskan bahwa wanita yang sedang menggodanya itu adalah istri sah dari Potifar. 

Dan apa yang sudah dibangun oleh Potifar di dalam keluarganya yaitu dengan mengambil wanita itu untuk menjadi pendamping hidupnya jangan sampai dirusak oleh napsu yang menguasainya. Dengan kata lain Yusuf mengingatkan wanita itu bahwa wanita itu bukan untuk siapa-siapa, tapi khusus untuk Potifar. Sedangkan Yusuf sendiri dalam memandang persoalan yang sedang dihadapinya itu hanya melihat kepada Tuhan. Urusannya hanya dengan Tuhan. Kata Yusuf, “….Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”

0 comments