Poligami, Antara Tidak Boleh dan Memaksa


Masih mengenai cerita sebuah sekte Poligami di Eldorado, Texas, USA, CNN pada Kamis tanggal 17 April 2008 lalu menayangkan keberadaan lokasi di mana sekte Poligami berada di kompleks
Yearn for Zion seluas 688 hektar itu. Seperti yang dikutip Kompas (18 April 208) CNN memperlihatkan keberadaan di dalam kompleks lokasi tersebut. Dan penayangan tersebut sebenarnya baru pertama kali bagi sekte tersebut membiarkan semua hal di dalamnya. 

Persoalannya, karena merupakan sesuatu yang dianggap tabu oleh kelompok tersebut bila pihak-pihak di luar sekte tersebut bisa masuk ke are itu, karena pihak luar dianggab orang berdosa. Dalam acara Larry King Live, pemimpin sekte tersebut Winston Blackmore, mengakui bahwa dia mempunyai 20 istri dengan 100 anak. Dan semua itu dianggapnya merupakan “kehendak Tuhan”.

Menyaksikan keberadaan sekte tersebut saya jadi teringat dengan tokoh Alkitab yang sangat terkenal yaitu Daud. Walaupun sebelum kita meneliti sosok penting yang sebenarnya melakukan praktik poligami ini kita melihat kembali bagaimana Tuhan ketika menetapkan untuk pertama kalinya menjelaskan terjadinya pernikahan antara Adam dan Hawa dengan mengatakan, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Kejadian 2:24.

Memang tidak pernah ada disebutkan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istri-istrinya. Kemudian juga tidak disebutkan juga ketiganya, atau keempatnya, atau kelimanya menjadi satu daging. Tapi yang dimaksudkan adalah keduanya menjadi satu daging. Artinya tidak pernah Tuhan menyetujui adanya poligami, walaupun pada kenyataannya praktek poligami itu dilakukan oleh tokoh-tokoh Alkitab.

Daud adalah salah satu contoh tokoh tersebut. Mari kita melihat keberadaan keluarga Daud dan praktik poligami yang dilakukannya dengan melihat bagian 2 Samuel 3:2-5;
Di Hebron lahirlah bagi Daud anak-anak lelaki. Anak sulungnya ialah Amnon, dari Ahinoam, perempuan Yizreel; anaknya yang kedua ialah Kileab, dari Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel; yang ketiga ialah Absalom, anak dari Maakha, anak perempuan Talmai raja Gesur; yang keempat ialah Adonia, anak dari Hagit; yang kelima ialah Sefaca, anak Abital; dan yang keenam ialah Yitream, dari Egla, isteri Daud. Semuanya ini dilahirkan bagi Daud di Hebron.”


Ada enam istri yang diambil Daud, dan bahkan tidak hanya itu dalam 2 Samuel 5:13 demikian;
Daud mengambil lagi beberapa gundik dan isteri dari Yerusalem, setelah ia datang dari Hebron dan bagi Daud masih lahir lagi anak-anak lelaki dan perempuan.”


Sebenarnya Daud ketika hidupnya memiliki kesibukan yang luar biasa untuk membangun negerinya dan menciptakan kestabilan politik Negara, dan hasilnya adalah kekokohan Negara mencapai puncaknya di era raja Daud.

Kalau begitu di mana letak persoalan yang muncul karena praktik poligami yang dilakukan oleh Daud itu? Secara nyata memang tidak pernah Tuhan menegor secara langsung tindakan Daud untuk berpoligami. Memang ada tegoran melalui nabi Natan perihal ia mengambil istri Uria tapi tidak berbicara secara langsung mengenai Poligami.

Namun kita melihat dampak dari tindakan Daud berpiligami itu bukan hanya mendatangkan persoalan di dalam keluarga Daud sendiri, tapi juga pengaruhnya juga kepada keamanan negara. Hal tersebut dimulai ketika terjadi perkosaan terhadap seorang gadis dari istri dari perempuan yang benama Maakha, anak dari perempuan Talmai raja Gesur bernama Tamar. Sedangkan pemerkosanya adalah putra sulung Daud dari istri bernama Ahinoam bernama Amnon. Karena tidak terima dengan perlakuan itu Absalom saudara dari Tamar membunuh Amnon dan setelah itu Absalom melarikan diri.

Di kemudian hari Absalom mengadakan semacam persepakatan gelap di mana ia ingin menarik hati rakyat, dan tampaknya hal itu sampai membuat Daud melarikan diri dari Yerusalem karena ketakutan. Sebuah kondisi di mana pertentangan yang dimulai dengan adanya persoalan di antara anak-anak yang lain ibu satu bapak yaitu Daud, menjadikan negara ketika itu mengalami guncangan. Bayangkan bagaimana kalau sebuah negara ditinggalkan oleh penguasanya? Dan itulah yang harus dituai oleh Daud oleh karena Daud telah mengambil banyak wanita untuk dijadikan istrinya (poligami). Anak-anak Daud dari istri yang berbeda itu telah menyusahkan diri Daud dan sempat menggoyahkan kekuasaannya.

Lebih menyakitkan lagi adalah bagaimana Absalom menghampiri gundik-gundik Daud, sebuah perbuatan penghinaan yang luar biasa ketika itu. Dan perbuatan itu dilakukan oleh anaknya sendiri lagi. Hem, gara-gara poligami jadi begini! 

1 comments: