Bahayanya Menjadi Ahli Tafsir dalam Komunikasi


Dalam potongan cerita dalam film Shrek pertama diceritakan, setelah Ogre mahkluk mengerikan yang berhasil membebaskan putri Viona(seorang putri yang karena pengaruh sihir sehingga wajahnya yang cantik itu pada malam hari menjadi berubah dengan wajah yang mengerikan)-dengan imbalan wilayah rawa yang menjadi tempat Ogre bisa diclaim menjadi tempat tinggalnya- dan putri Viona akan diserahkan kepada sang raja. Ketika hari mulai malam maka sang putri harus menghindar dengan cara masuk gua supaya wajahnya yang berubah menjadi wajah yang jelek itu, agar tidak kelihatan.

Namun tampaknya sang kawan Ogre yang turut ikut membebaskan putri Viona berupa seekor keledai masuk ke gua untuk menemui puti Viona. Dan sang keledai itu kaget karena wajah puti Viona yang dilihatnya pada siang hari itu sangat cantik jadi berubah wajahnya sangat menakutkan. Maka singkat cerita putri Viona menceritakan apa yang telah terjadi. Sang keledai yang bisa bicara tersebut mengatakan, mengapa kok tidak menjelaskan yang sebenarnya saja. Maka putri Viona menjelaskan, kalau orang tahu yang sebenarnya, maka siapa yang akan menikahi mahkluk berwajah jelek dan mengerikan itu.

Sementara kalimat terakhir itu disampaikan tampaknya Ogre yang semenjak siang mulai dekat dan bahkan cenderung untuk saling tertarik datang hendak mengunjungi putri Viona di dalam gua. Hatinya berbunga-bunga dan ingin sekali melanjutkan bercengkrama yang sejak siang harinya. Ia datang dengan membawa setangkai bunga matahari untuk dipersembahkan kepada puti Viona. Tapi betapa ia terkejut dan hatinya hancur ketika ia mendengar sepotong kalimat terakhir pembicaraan putri Viona dan Keledai tadi. “siapa yang akan menikahi makhluk berwajah jelek dan mengerikan.” Kata itu tentu saja bukan ditujukan kepada Ogre, tapi putri Viona berbicara mengenai dirinya sendiri.

Tapi kata yang tidak utuh itu telah mengubah sikap Ogre terhadap putri Viona esok harinya. Ogre yang sebelumnya ramah berubah menjadi kasar dan bahkan dirinya merasa terhina dengan kata-kata akhir tadi malam.

Sebuah pelajaran menarik dari cerita tersebut bila dihubungkan dengan komunikasi yang kita bangun di dalam keluarga antara suami dan istri. Seringkali sebuah kalimat yang tidak lengkap bisa menjadi persoalan dan kalimat itu dijadikan sebuah kebenaran yang utuh. Terlalu cepat mengambil kesimpulan dalam sebuah pembicaraan tanpa mengerti kalimat secara utuh bisa diartikan sesuatu yang salah seperti dalam cerita tadi.

Captain Bob dalam bukunya Fire Up Your Comminucations Skills yang menjelaskan bahwa mendengarkan itu sebuah keahlian. Makanya untuk menghindari berbagai kesalahpahaman maka kembangkanlah sikap mendengarkan. Tentu saja mendengarkan(bukan mendengar) itu merupakan kerja keras, karena kita harus rela untuk menahan diri untuk berbicara, dan memusatkan perhatian, perasaan terhadap lawan bicara kita dalam hal pasangan kita. Tidak memotong pembicaraan dan kemudian mengerti betul pesan yang disampaikan sehingga kita bisa mendapatkan informasi secara utuh. Bukan setengah-setengah! Karena kalau tidak, maka kita cenderung akan menjadi seorang ahli tafsir dari ucapan orang lain. Kalau benar, tidak masalah, tapi kalau salah, maka hal itu akan menjadi persoalan di dalam komunikasi kita! Nur Wadik

0 comments