Tangan di Atas Lebih Mulia dari Tangan di Bawah

 


Apa sih memberi itu? Menurut kamus Bahasa Indonesia, memberi adalah menyerahkan, membagikan ataupun menyampaikan sesuatu kepada seseorang. Memberi umumnya identik dengan uang atau benda. 

Beberapa alasan seseorang memberi sesuatu kepada orang lain adalah karena:

  1. Ingin dipuji oleh orang lain 
  2. Ingin mendapatkan imbalan 
  3. Memberi secara tulus, tidak mengharapkan timbal balik

Berapa banyak di antara kita yang takut memberi? Mungkin terkadang kita berpikir bahwa dengan memberi maka akan kehilangan harta dengan sia-sia tanpa adanya timbal balik secara nyata. Mungkin ada juga yang berpikir lebih baik menggunakan uangnya untuk hal-hal yang dapat memberikan keuntungan. 

Apalagi sebagai ibu rumah tangga yang memiliki tugas untuk mengatur perekonomian keluarga, kita biasanya memang berpikir panjang bila akan mengeluarkan uang atau memberikan sesuatu benda kepada seseorang. Terkadang kita juga berpikir tentang untung rugi. Ada pula orang-orang yang merasa tidak perlu memberi karena berada dalam kondisi ekonomi yang sulit sehingga mereka merasa bahwa merekalah yang seharusnya diberi.

Siapa di antara kita yang tidak senang jika menerima sesuatu? Saya rasa tidak ada orang yang akan menolak suatu pemberian. Disinilah nikmatnya menerima, kita bisa memperoleh sesuatu tanpa perlu banyak usaha. Akan tetapi apakah ini bisa disebut seimbang? Kalau ada siang dan malam, ada tangis dan tawa, istirahat dan bekerja, berarti ada menerima dan memberi. Memberi adalah penyeimbang yang tepat untuk kata menerima. 

Hanya saja prakteknya terkadang begitu sulit, tidak semudah yang diucapkan. Ketika kita menerima, kita pasti akan merasa senang, tetapi pada saat memberi kita merasa ada yang hilang atau berkurang. Selain itu memberi seringkali menuntut kita untuk mengorbankan sesuatu seperti tenaga, waktu, pikiran ataupun materi. Jadi wajar saja jika lebih banyak orang yang lebih senang menerima daripada memberi.

Pada dasarnya kita harus tahu bahwa memberi itu berlaku kepada siapa saja baik kaya ataupun miskin. Memberi tidak diukur dari jumlah tetapi diukur dari ketulusan hati. Kasih itu memberi. Jika kita mengaku bahwa kita mengasihi Tuhan Yesus, maka kita akan member dengan tulus tanpa mengharapkan timbal balik. Tuhan 

Yesus tidak akan pernah tinggal diam dengan apa yang telah kita lakukan kepadaNya. Tuhan Yesus melihat semua ketulusan dan kasih kita dalam memberi kepada sesama ataupun memberi untuk pekerjaan Tuhan. Tuhan akan memberikan berkat melebihi dari apa yang kita harapkan.

Apa itu murah hati? Murah hati artinya adalah tidak pelit atau kikir. Orang yang murah hati akan selalu memberi dengan tidak mengharapkan imbalan. Apa saja yang diberi? Bukan hanya materi tetapi bisa saja berbagi ilmu, waktu, tempat ataupun berbagi hati untuk bisa mendengarkan keluhan orang lain. 

Tuhan Yesus mencintai dan akan memberkati orang-orang yang memberi dengan tulus hati. Bermurah hati atau memberi tidak selalu identik dengan berkorban uang atau materi. Tapi kita yang diberkati Tuhan wajib untuk memberkati orang lain karena tujuan Tuhan memberkati kita adalah agar kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Matius 5:7 mengatakan “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.”

Lingkaran tidak mempunyai titik awal maupun titik akhir. Lingkaran tidak mempunyai ujung. Lingkaran tidak memiliki sudut, seperti sebuah roda yang berjalan sesuai dengan jalan yang dilewati. Kasih itu layaknya sebuah lingkaran. Kasih itu akan terus berputar dan akan kembali pada mereka yang pertama kali memulai kasih itu.

Jangan ragu untuk mengasihi. Mungkin kita tidak menyadari bahwa kebaikan-kebaikan yang kita terima saat ini adalah hasil tuaian dari apa yang kita tabur dahulu. Terlebih jika kita mengasihi Yesus, maka Yesus juga akan mencurahkan kasihNya kepada kita. Kasih Yesus itu seperti mata air yang selalu mengalir dan tidak pernah kering. Tdak pernah berkesudahan kasih Allah di dalam hidup kita, bahkan semakin hari berkatNya semakin melimpah dalam hidup kita.

Pada dasarnya kita tidak dilarang untuk bekerja keras dan menerima hak kita untuk mengumpulkan materi yang lebih untuk hidup lebih nyaman dan lebih baik. Tetapi Allah ingin kita memberi untuk Dia, untuk kehidupan yang sesungguhnya, untuk keselamatan kekal. Sebagai ibu rumah tangga, kita wajib mendidik anak-anak kita sejak dini untuk belajar memberi dengan kasih dan sukacita. 

Memberi persembahan setiap kali ibadah, menyisihkan barang-barang seperti baju layak pakai ataupun makanan untuk anak-anak panti asuhan merupakan beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengajarkan kepada anak-anak untuk memberi.

Kemurahan hati  bisa berupa hal-hal kecil yang kita lakukan sebagai perwujudan kasih. Jika kita mengenal Allah sebagai kasih, seharusnya kita pun hidup dengan penuh kasih. Setiap saat kita berhadapan dengan kesempatan dimana kita bisa menyatakan kasih Allah kepada sesama kita maka seharusnya kita bisa bersukacita dalam mempergunakan setiap kesempatan yang ada. Seperti sebuah pujian “Kasih itu sabar, murah hati, lemah lembut, tak cemburu, Kasih itu memberi sukacita di hati.” Jadi, memberi….siapa takut!

Artikel ditulis oleh Monika Oedjoe untuk program Radio Wanita untuk Wanita

0 comments