Mengapa Orang Tua Harus Kompak?

 


Orang tua harus terlihat kompak di mata anak-anak, karena dari kekompakan akan menjadikan anak tenang dan bahagia. Ketidak kompakan akan menjadikan anak seperti dalam situasi gelisah dan kebingungan 

Mustahil kita bisa menciptakan sebuah keluarga yang benar-benar bebas dari masalah antara suami dan istri. Karena seperti yang saya sering singgung banyak penyebab di mana masalah itu muncul yang salah satunya adalah karena adanya berbagai perbedaan. Beda budaya, beda kebiasaan, beda latar belakang sosial, dan perbedaan-perbedaan lainnya yang melekat terhadap masing-masing pihak, suami dan istri. Namun ketika buah hati lahir dan menjadi bagian dari anggota keluarga, maka penting bagi kita suami dan istri benar-benar menjaga kekompakan.

Anak-anak kita yang lahir dan tumbuh besar dengan menyadari bahwa mereka memiliki papa dan mama, maka mereka hanya tahu bahwa kedua orang tuanya itu adalah orang-orang yang bisa diandalkan, bisa menjadi tempat di mana anak-anak mendapatkan keamanan, serta kedua orang tua mereka bisa memberikan kehausan kasih sayang dalam pertumbuhannya. Makanya kekompakan itu perlu dipertahankan. Mengapa?  

Kekompakan kita sebagai orang tua tentu akan memberikan kepastian kepada anak bahwa orang tua mereka sangat bahagia dalam membesarkan anak-anak, dan hal tersebut anak akan tumbuh sehat secara emosi. Dalam benak anak ada figur papa dan mama di rumah dan hal tersebut membuat anak punya tempat ke mana akan datang ketika menghadapi persoalan.

Ketergantungan anak kepada orang tua di masa kecil itu tentu penting supaya anak-anak punya rasa percaya diri yang kuat. Dan ketika orang tua kompak dalam memenuhi semua kebutuhan dan dalam pengasuhan terhadap anak itulah yang akan menambah kesempuranaan perkembangannya.

Lain cerita bila kita sebagai orang tua dalam menghantar anak-anak dengan pengasuhan kita itu dengan minim kekompakan. Yang akan terjadi adalah kebingungan. Makanya kita sebagai orang tua yang bisa mengalami surutnya hubungan karena konflik, jangan lama-lama deh. Kasihan anak-anak kita.

Contoh kecil saja ya, anak-anak biasanya sudah tahu di mana kamar tidurnya dan di mana kamar tidur papa dan mamanya. Kalau seumpamanya karena ada masalah kita tidur di lain kamar, bukan kamar yang semestinya. Itu saja akan dipertanyakan. “Mengapa papa kok tidur di kamar tamu?” Artinya, gerak-gerik kita akan menjadi perhatian anak-anak kita. Dan bila ada sesuatu yang aneh, termasuk ketika ada kerenggangan dalam hubungan sebagai suami dan istri, mereka akan mempertanyakan, mengapa itu terjadi.

Apalagi kalau kerenggangan itu terlalu terasa atau bahkan kita sebagai papa dan mamanya hubungan sangat renggang dan bahkan berjauhan kita sebenarnya meresahkan hati anak-anak kita. Tentu saya tidak berbicara mengenai suami dan istri saling berjauahan karena tugas. Karena hal itu bisa dijelaskan dengan baik kepada anak. Tapi bila tidak ada alasan yang jelas orang tua mereka tidak kompak, tentu hal tersebut bisa menjadi masalah bagi perkembangan anak.

Rasul Paulus ketika berbicara mengenai keluarga, dia menyinggung juga soal kekompakan suami istri yang menjadi jemaat Korintus, mengatakan begini, “Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.” 1 Korintus 7:5. Jadi, Jagalah kekompakan supaya kekompakan itu dirasakan menjadi kebahagiaan bagi anak.

0 comments