Cara Mendidik Anak di Era Digital



Mendidik anak di era digital tentu menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak sesuai jamannya. Mendidik di era sekarang berbeda jauh dengan 20 tahun lalu.

Walau faktanya kita sering salah kaprah bahwa pendidikan anak itu kita serahkan kepada pihak lain. Penyebabnya orang tua merasa sibuk dengan kehidupannya dengan mengumpulkan tabungan pendidikan anak.

Tapi kan orang tua harus mencari uang untuk anak juga. Atau orang tua  memikirkan asuransi pendidikan anak menjadi prioritas. Itu juga baik, tapi tanggung jawab pendidikan anak sekali lagi ada pada orang tua. Itu kan juga menjadi faktor orang tua berhasil dalam mendukung anak dalam pendidikan mereka. 

Menjadi orang tua yang berhasil, pasti menjadi impian setiap orang tua. Begitu banyak hal yang masih harus kita pelajari sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak kita termasuk saya. Perlu disadari bahwa hal pertama yang harus kita sadari adalah bahwa menjadi orang tua adalah sebuah anugerah sekaligus tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada kita. Semua adalah rencana dan campur tangan Tuhan di dalam hidup kita. Berarti tanggung jawab kita adalah menjaga dan memelihara apa yang sudah Tuhan berikan dengan sebaik-baiknya, terutama anak-anak kita. 

Tetapi sayangnya sahabat wanita, saat-saat ini dari media massa kita banyak mendengar, membaca, atau melihat perbuatan orang tua yang sangat keji dan menyedihkan terhadap anak-anak. Sama sekali tidak mengikuti perkembangan anak. Bersikap kurang peduli, tidak bijak, pilih kasih, menyibukkan diri, membiarkan anak-anak berbuat sesukanya, membiarkan pembantu mengurus segala keperluan anak, serta tidak ada usaha memenuhi kebutuhan anak berkenaan dengan kejiwaan dan kerohaniannya, walau mungkin berlimpah secara jasmani. 

Orang tua juga sering menjadikan anak sebagai pelampiasan kemarahan dan kejengkelan. Bahkan, sekarang ini banyak terjadi pelecehan se*sual yang justru dilakukan oleh kerabat dekat sendiri. Banyak lagi jenis kesalahan orang tua terhadap anak-anaknya, yang mengakibatkan kekacauan dalam keluarga, guncangan terhadap semangat hidup dan keseimbangan jiwa anak, pemberontakan, kebencian, putus asa, dan perbuatan kriminal lainnya pada anak-anak. Mengerikan ya sahabat wanita, dan kita pasti berpikir jangan sampai hal itu terjadi pada kita dan anak-anak kita.

Jadi kalau begitu, bagaimana kita sebagai orang tua? Apa yang harus kita pahami? Apa yang harus kita lakukan? Anak-anak memerlukan kasih, perhatian, makanan dan minuman, didikan, dan disiplin untuk bertumbuh menjadi orang-orang dewasa yang baik dan produktif. Orang tua dituntut Allah untuk mempersembahkan diri mereka pada tanggung jawab dan hak istimewa ini. Untuk dapat membesarkan anak-anak dalam cara yang Tuhan inginkan, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai orang tua:

  1. Mengajar, mendidik, dan memelihara anak-anak
  2. Memperkenalkan dan mendekatkan anak-anak kepada Tuhan Yesus
  3. Menjaga anak-anak
  4. Mendisiplin anak-anak
  5. Mengasihi anak-anak
  6. Mengampuni anak-anak
  7. Memberikan teladan yang baik kepada anak-anak

Menjadi orang tua yang baik tidak dapat dicapai hanya dengan interaksi yang kadang-kadang saja dengan anak-anak. Membesarkan anak-anak secara benar memerlukan percakapan, didikan, dan disiplin "setiap hari". Kesempatan-kesempatan muncul "setiap hari" bagi orang tua untuk mengomunikasikan kasih Allah, firman-Nya, dan rencana-Nya kepada anak-anak. Orang tua harus hadir bersama anak-anak mereka dan selalu siap untuk mendidik dan membesarkan mereka dengan benar. 

Memang secara teori membacanya sepertinya tidak terlalu sulit, tapi ternyata tidak semudah itu. Perbedaan sifat, karakter baik orang tua maupun anak memang memerlukan waktu tersendiri untuk benar-benar bisa saling memahami dan hal itu bisa kita dapatkan dengan komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak-anak. 

Wah jika dilihat dalam hal ini saya memang harus lebih banyak belajar lagi ya mengenai komunikasi dengan anak-anak. Belum lagi jika kita memang bekerja di luar rumah, harus membagi waktu untuk bisa benar-benar berinteraksi dengan anak-anak di rumah.

Pada masa kini, banyak orang tua Kristen sering tergoda untuk meninggalkan peran yang telah diberikan Allah kepada mereka demi mengejar hal-hal yang mereka anggap lebih "menyenangkan" atau "penting". Banyak orang di seluruh dunia meninggalkan pasangan mereka untuk seseorang yang lain, atau menggantikan peran mereka sebagai orang tua dengan pekerjaan di luar rumah. Bahkan mungkin ada juga para pelayan Tuhan juga dapat menjadi terlalu sibuk melayani  sehingga kurang maksimal juga dalam memelihara keluarganya dengan benar. 

Sebagai anak-anak Tuhan, kita jangan sampai tertipu atau mengikut standar duniawi yang sering kita lihat pada orang lain. Mungkin sebagai orang tua, kita sering tidak menyadari bahwa Tuhan telah memilih kita atas pertimbangan-Nya sendiri yang mahasempurna. Tuhan tahu benar siapa yang akan dipercayai-Nya. Sesungguhnya Tuhan menghendaki agar kita melakukan yang terbaik, sebatas kemampuan kita. 

Selebihnya Tuhan sendiri akan turun tangan untuk menolong kita, bila kita datang kepada-Nya dengan rendah hati, mengakui keterbatasan kita, dan minta bimbingan dan berkat-Nya. Kita perlu mengakui di hadapan Tuhan bahwa, anak-anak itu adalah anak-anak-Nya yang dipercayakan ke dalam pemeliharaan serta perawatan kita.

Tuhan melengkapi kita dengan kasih yang menjadi penghubung, bahkan pengikat antara kita dengan Allah dan dengan sesama manusia. Bukankah kasih itu juga menghubungkan kita dengan anak-anak kita, selain dengan suami atau istri kita dan orang tua kita? Betapa indahnya orang tua yang menyadari bahwa mereka dapat mengasihi anak-anak mereka sebagaimana adanya. Terlebih lagi, mereka itu daging dan darah mereka sendiri. 

Direncanakan ataupun tidak, anak-anak semestinya menjadi kebanggaan orang tua, cermin dari apa yang telah dilakukan orang tua terhadap mereka, dari sejak dikandung sampai menjadi dewasa. Anak-anak kita membawa "trade mark" atau ciri-ciri diri kita, akibat pengaruh yang kita berikan kepada mereka. Mari kita pandang anak-anak kita. Apakah akibat pengaruh kita kepada mereka? Siapkah kita untuk memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan atas kepercayaan-Nya? Sudahkah kita membesarkan mereka dengan benar dan melakukan yang terbaik bagi mereka? Apakah kita mendidik mereka di dalam takut akan Tuhan?

Sahabat wanita, untuk dapat memenangkan hati anak-anak, kita harus memberi teladan iman dan kasih terus-menerus. Nasihat, disiplin, dan bimbingan dapat berpengaruh lebih besar dalam mengarahkan tindakan mereka daripada teguran keras yang menyebabkan kemarahan. Anak-anak adalah individu yang suka menuruti kemauan sendiri. Jadi cara terbaik untuk membuat mereka mau menurut dengan senang hati adalah dengan memberi pengaruh positif ke dalam kehidupan mereka. 

Artikel ditulis oleh Monika Oedjoe untuk program Radio Wanita untuk Wanita

0 comments