Membangun Hubungan dan Keterampilan Bahasa

 

Membangun hubungan dan keterampilan bahasa manakah yang harus dimiliki terlebih dahulu? Karena pintar membangun hubungan tapi bahasanya tidak sepadan akan menjatuhkan hubungan itu sendiri.

Namun bila hanya mengandalkan keterampilan bahasa tapi tidak memiliki kelihaian dalam membangun hubungan membuat kaku. Di dalamnya mengandung banyak hal seperti kesabaran. 

Istilah cut off sedang viral yang kalau memotong-motong kata cut memotong dan off berhenti. Namun artinya adalah menghentikan sebelum waktunya. Cut off bisa juga dimaknai bermacam-macam sesuai dengan konteks di mana kata itu akan digunakan.

Tapi jika kita menghubungkan cut off dalam relationship atau hubungan maka pengertiannya juga luas . Bisa menghentikan hubungan dan seterusnya. 

Tapi dalam makna tersebut juga di dalamnya ada unsur kesabaran di mana bila diputus tiba-tiba maka kesabaran diperlukan. Atau juga bila mau cut off secara tidak bertanggung jawab juga harus bersabar dulu dengan memikirkan lebih matang lagi.

Mungkin ada orang berkata, "Aku cukup sabar menghadapi masalah ini", namun ada juga yang berkata, "Kesabaranku ada batasnya."  Sejauh mana kita dapat mengerti arti kata sabar itu? Sabar tentu saja sebuah sikap untuk menahan diri untuk bertindak di luar nalar. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya. Orang yang memiliki kesabaran yang teruji maka akan menjadikan ia semakin tahan dalam berbagai macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. 

Sabar juga sering dikaitkan dengan tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh individu atau seseorang.  Itu tadi adalah pengertian sabar menurut kamus Bahasa Indonesia. Saat dihadapkan pada situasi yang memancing emosi kita mejadi meledak, mampukah kita bersabar? Atau malah sebaliknya kita langsung mengumbar marah?

Tidak hanya dalam hal cut off tadi, tapi juga dalam perilaku kemarahan, menanti sesuatu yang kita harapkan terkadang menjenuhkan dan membutuhkan kesabaran, oleh sebab itu kita perlu melatih diri bagaimana menjadi orang yang sabar di segala situasi. Masalah yang datang dan dihadapi menjadi latihan akan kesabaran kita.  

Tidak sedikit dari kita yang sering menggunakan logika dari pada memakai iman dalam menghadapi persoalan. Kita akhirnya mereka-reka dengan jalan pikiran sendiri, dan berakhir mencari jalan pintas. Dalam kehidupan keseharian seseorang harus menunggu sampai cukup umur bila ingin membuat KTP.  

Banyak hal yang memang harus dihadapi dengan sebuah proses. Dan sebuah proses itu tentu membutuhkan kesabaran. Lihatlah kalau kita yang biasa berkendara di jalan raya, betapa kita berhadapan dengan banyak orang yang tidak sabar di jalan dan ingin segera sampai dengan cara ngebut, dengan cara zigsak dan bahkan membahayakan pengguna jalan lain.

Kesabaran berhubungan dengan pengendalian diri untuk tetap setia dan sampai kepada sebuah tujuan yang melalui proses tadi. Tapi terutama bagi kita kaum wanita yang sudah berkeluarga, sudah mempunyai anak, memang harus memiliki kesabaran yang ekstra, terutama dalam menghadapi dan mendidik anak-anak kita yang masih dalam masa pertumbuhan. Harus memiliki kesabaran yang ekstra…ekstra… besar. Khususnya di jaman sekarang ini, dimana pengaruh lingkungan dan media juga begitu besar. Benar tidak sahabat wanita? Dan jika kita mau mencari lebih lanjut, ada benyak manfaat jika kita memiliki kesabaran, mau melatih kesabaran kita. 

  • Memberi Ketenangan pada Tubuh dan Pikiran
  • Menjauhkan kita dari penyakit, seperti darah tinggi, jantung
  •  Hidup damai
  • Menjadi lebih mengerti tentang hidup
  • Terhindar dari sikap yang sering mengeluh
  • Lebih disukai banyak orang

Tapi sahabat wanita, tidak sedikit juga dari kita yang tidak sabaran. Terutama tidak sabar menunggu pertolongan dari Tuhan, sehingga lari mencari pertolongan lain.  Padahal Alkitab menegaskan:  "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Tuhan  untuk mereka yang mengasihi Dia."  (1 Korintus 2:9).  Tuhan itu Maha Sanggup untuk melakukan segala sesuatu di luar apa yang kita pikirkan.

Ini sebuah pertanyaan yang mungkin baik untuk kita tanyakan pada diri sendiri. Apakah kita masih akan terus berjalan dengan pengharapan penuh tanpa putus asa, atau kita sudah panik mengejar semua yang tak pasti dan semakin melenceng dari kebenaran? Apakah kita sudah melupakan Tuhan dan tergoda untuk menyerah atau bahkan mengambil alternatif-alternatif yang bertentangan dengan Firman Tuhan? Jika kita tahu apa yang kita harapkan berharga bagi kita, tentulah kita mau bersabar menantikannya dan pastilah kita tidak akan mudah menyerah begitu saja. 

Kesabaran bukan hanya berbicara tentang menunggu tetapi lebih berfokus kepada sikap kita pada saat menantikan janji Tuhan. Apakah kita akan bersungut-sungut atau bersukacita? Kita perlu meminta Roh Kudus memampukan kita untuk bersikap sabar. Bahkan Allah sendiri mau belajar bersikap sabar terhadap kelalaian, kelambatan dan kebodohan manusia. Jadi bagaimana mungkin kita tidak mau belajar bersabar?

Artikel ditulis oleh Monika Oedjoe untuk program Radio Wanita untuk Wanita

0 comments