Menciptakan Keluarga Kompak

 


Quotes keluarga, "Kebahagiaan keluarga tercipta ketika anggota keluarga menjadi kompak. Tapi kekompakan keluarga tentu tidak otomatis terjadi. Banyak hal yang harus dilakukan guna mencapai kebahagiaan tersebut. 

Kalau menyaksikan berbagai tayangan sinetron kita seringkali ditampilkan hidup glamor, kemewahan hidup dan kesenjangan sosial. Akar budaya asli Indonesia yang sekarang justru hilang ditelan gemerlap kehidupan yang katanya gaya modern. Orang tua yang selalu perhatian kepada anak-anaknya, sabar dan penuh tanggung jawab, anak-anak yang patuh dan bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah dengan kehangatan keluarga menjadi bentuk keluarga rukun harusnya bisa menginspirasi banyak keluarga. 

Tapi pada kenyataannya tidak begitu. Apa yang banyak terjadi saat ini adalah keluarga amburadul, acak-acakan, retak disana-sini dan keropos. Apakah sinetron-sinetron tidak mendidik yang menunjukkan bentuk keluarga kacau penuh dengan perilaku tidak beradab yang memicu? Apakah anak-anak yang belum bisa membedakan antara sebuah tontonan dengan kehidupan nyata kemudian menjadi korban dan menghancurkan generasi-generasi muda? 

Entahlah. Memang keluarga penulis juga bukan keluarga yang sempurna. Kami juga masih harus banyak sekali belajar dan tentu saja tidak lepas dari masalah keluarga. Tapi melihat situasi sekarang ini tidak sedikit keluarga yang kebingungan karena memiliki banyak masalah. Anak-anak yang tidak punya etika, orang tua yang tidak lagi peduli anak dan mengira bahwa uang mampu menjadi penjamin kebahagiaan, pasangan-pasangan yang diujung perceraian, suasana rumah panas yang membuat anggota-anggotanya malas pulang, perselingkuhan dan gaya-gaya hidup tanpa memperhatikan kemampuan finansial karena terjebak pergaulan yang buruk menjadi sesuatu yang biasa saat ini.

BACA JUGA:

Cara-cara Menyelesaikan Konflik Keluarga

Dicari Wanita Unggul

Aku ini Tak Sempurna, Jadi Toleran Sedikit

Masing-masing sibuk dengan dunianya sendiri, dengan gadgetnya sendiri. Komunikasi hanya kalau perlu saja, selebihnya urus saja masing-masing. Inilah tragedi kehidupan banyak keluarga saat ini, yang amatlah jauh dari gambaran keluarga yang ada dalam rencana Tuhan. Bahkan ya sudah seperti sinetron-sinetron di televisi.

Bila keluarga isinya sudah tidak lagi searah, apalagi satu suara dalam memutuskan sesuatu. Katanya musyawarah mufakat merupakan ciri bangsa ini, tetapi dalam bentuk komunitas terkecil yaitu keluarga saja sudah susahnya minta ampun untuk diterapkan. Mencari kesepakatan dalam memutuskan sesuatu terutama yang penting merupakan hal yang mutlak dalam membina rumah tangga. 

Memang ada kalanya itu sulit dilakukan, tapi biar bagaimanapun komunikasi dengan dasar kasih jelas diperlukan dalam setiap keluarga agar bisa satu suara atau kompak dalam mengambil solusi dalam setiap permasalahan. Ada banyak bentuk masalah yang muncul dalam sebuah keluarga, mulai dari hal biasa sampai sesuatu yang serius. Tentu sulit untuk sepakat apabila komunikasi dalam keluarga tersendat, tidak berjalan baik atau bahkan terputus bukan?

Sering akar masalah di dalam keluarga adalah  kesibukan yang menyita waktu membuat hubungan antar keluarga menjadi dingin, kurang komunikasi. Dan yang tetap bisa mempersatukannya adalah komunikasi yang baik di dalam keluarga. Kita harus mengerti dulu bagaimana membangun komunikasi yang baik. Komunikasi terdiri dari verbal (perkataan) dan non-verbal (bahasa tubuh) oleh karena itu: 

  1. Ungkapkan dengan jelas apa pendapat, perasaan, kemauan kita.
  2. Mendengarkan sebelum memberikan jawaban atau respon (Amsal 10: 19)
  3. Berkomunikasi dengan isi dan waktu yang tepat (Amsal 25: 11)

Berikut beberapa jawaban yang bisa dipakai oleh setiap keluarga dalam rangka membangun komunikasi dan kemesraan dalam keluarga :

1. Mengaktifkan kasih yang telah Tuhan curahkan dalam hati kita. 

Cara mengaktifkan kasih adalah dengan mulai melakukan tindakan kasih di dalam keluarga kita. Kepada pasangan dan anak-anak kita. Melakukan semua hal untuk mereka dengan penuh kasih dan sukacita. Bila kita sudah melakukannya, anak-anak pun lama-kelamaan akan melakukan hal yang sama. Karena seperti kebiasaan anak-anak pada umumnya, mereka akan meniru orang-orang di sekitarnya.

2. Mengembangkan seni mendengarkan.

Secara umum memang semua orang ingin bicara dan didengarkan, tapi sedikit orang yang mau mendengarkan. Terutama mungkin untuk anak-anak ya, apalagi anak jaman sekarang. Kita sebagai orang tua perlu mendengarkan mereka. Keluh kesah mereka, pendapat mereka. Kita sebagai orang tua adalah tempat curhat yang paling tepat untuk anak-anak kita. Jadi kita terutama seorang ibu, memang harus menjadi pendengar yang baik serta memberikan masukan untuk anak-anak kita.

BACA JUGA:

Melatih Suami Istri untuk Saling Terbuka

Bisakah Kita Saling Bertahan dalam Kesakitan?

Ranjang Bisa Menimbulkan Persoalan Besar

Sebenarnya wajar apabila semua orang punya pandangan yang akan mengarah kepada penyelesaian yang berbeda pula dalam mengatasi masalah baik besar maupun kecil. Akan tetapi Tuhan Yesus menekankan pentingnya sebuah kesatuan dalam sebuah keluarga. 

Yang penting adalah bagaimana kita mencari sebuah titik temu, agar semua keputusan yang diambil adalah yang terbaik bagi seluruh anggota keluarga, didasarkan pada kesepakatan bersama dan tentunya harus sesuai dengan firman Tuhan. Satu keluarga, satu suara, dan tidak keluar dari koridor ketetapan Tuhan. 

Masalah tetap ada dan akan selalu ada, tetapi kita dapat menghdapinya seiring sejalan. Berdoa untuk mencari jalan yang terbaik sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan secara bersama-sama lalu memutuskan bersama-sama pula, sepakat antar seisi keluarga dan Tuhan. 

Kesepakatan atau kebersatuan dalam kerukunan dalam keluarga akan menghasilkan sebuah keluarga dengan ikatan kuat dan harmonis. Kesepakatan bisa diibaratkan sebagai sebuah kerjasama dalam kesatuan yang harmonis, saling dukung, saling bantu, satu suara. 

Kita tidak menganggap penting untuk melibatkan anggota keluarga lainnya dalam mengambil keputusan jelas bukan bentuk kerjasama tim yang baik. Kerjasama tim yang baik seharusnya melibatkan Tuhan, dimana kita sekeluarga mengikuti apa yang menjadi rencana Tuhan dalam hidup kita. 

Membangun mesbah keluarga yang kokoh sejak dini. Menanamkan keteladanan kepada anak-anak kita, saling mengasihi, dan bersepakat dalam segala hal. Saat itu kita lakukan, Yesus sendiri akan berada ditengah-tengah kita.

Artikel ditulis oleh Monika Oedjoe untuk program Radio Wanita untuk Wanita

BACA JUGA:

Tempat Ideal Menangkap Rubah

Daya Rusak Egois dalam Hubungan


0 comments